Jumat, 25 Oktober 2013

ASAL MULA KEHIDUPAN


BAB I
PENDAHULUAN 

A.  Latar Belakang
Bagi kebanyakan orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak" muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama muncul di bumi.
Evolusionis menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan. Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan salah satu prinsip paling mendasar biologi: kehidupan hanya berasal dari kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan kehidupan.  
Kepercayaan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous generation", tikus diyakini dapat muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya sendiri dari benda mati juga sangatlah umum. 
Penemuan biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan" sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak mungkin.
Oleh karenanya, pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup pertama muncul telah menempatkan teori evolusi dalam kesulitan sejak awal. Salah satu tokoh utama pendukung teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey Bada, membuat pengakuan berikut ini: SPONTANEOUS GENERATION: TAKHAYUL ABAD PERTENGAHAN
Di antara kepercayaan takhayul yang diyakini masyarakat abad pertengahan adalah benda mati dapat memunculkan kehidupan dengan sendirinya secara tiba-tiba. Saat itu diyakini, misalnya: katak dan ikan terbentuk dengan sendirinya dari lumpur di dasar sungai. Di kemudian hari terungkap, hipotesis yang dikenal sebagai "spontaneous generation (kemunculan tiba-tiba)" ini adalah kebohongan belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan skenario yang sedikit berbeda, kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan nama "teori evolusi".
Saat ini, ketika kita meninggalkan abad keduapuluh, kita masih dihadapkan pada masalah terbesar yang belum terpecahkan pada saat kita memasuki abad keduapuluh.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah asal usul kehidupan di bumi ?
2.    Apa perbedaan makhluk hidup dengan benda mati?
3.    Bagaimana keanekaragaman makhluk?
C.  Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.    Untuk mengetahui asal usul kehidupan.
2.    Untuk mengetahui perbedaan makhluk hidup dengan benda mati.
3.    Untuk mengetahui keanekaragaman makhluk hidup.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Asal Usul Kehidupan
Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati. Berbagai jenis organisme dapat ditemukan di dalam biosfer bumi. Ciri umum organisme-organisme tersebut, tumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteri ialah bentukan sel berbahan dasar karbon dan air dengan pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan. Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi terhadap lingkungannya melalui seleksi alam.
Suatu entitas dengan ciri-ciri di atas disebut sebagai organisme hidup, yaitu makhluk hidup. Namun demikian, tidak semua definisi kehidupan menganggap semua ciri tersebut penting. Contohnya, kemampuan untuk memiliki keturunan dengan modifikasi sering dianggap sebagai satu-satunya ciri utama kehidupan. Definisi ini mencakup virus, yang umumnya tidak tercakup dalam definisi yang lebih sempit karena virus tidak memiliki sel dan tidak melakukan metabolisme.
Ciri-ciri kehidupan mencakup keteraturan, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkungan, homeostasis, dan adaptasi evolusioner.
Banyak yang berpendapat mengenai dari mana asal mula kehidupan itu. Mereka berpendapat berdasarkan pemikiran mereka dan didukung dengan teori-teori yang telah mereka buat. Teori-teori tersebut saling menjatuhkan dan mereka terus berusaha mencari kebenaran yang didasari rasa keingintahuan mereka akan awal muala kehidupan dibumi ini. Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan.
Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis dan biogenesis. Adapun teori-teori tersebut antara lain:
1.    Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea.
Pada pertengahan abad ke-17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami.
2.    Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara lain :
a.    Frances Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada keratin daging.
b.    Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah: pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
c.    Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa, bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu.
Di samping dua teori di atas, masih ada beberapa teori tentang asal usul kehidupan, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan hukum fisika, kimia, dan biologi.
Menurut suatu teori, organisme sekarang yang beraneka ragam macamnya adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut sekarang berkembang menjadi organisme bersel banyak. Salah satu dari dugaan ini adalah demikian; Biosfer : Suatu dunia kehidupan di bumi kita ini komponennya menjadi suatu sub sistem. Maka sebagai suatu sub sistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energi yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku Hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut.
1.    Hukum Termodinamika I
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya.
2.    Hukum Termodinamika II
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur.
Perkembangan dan variabilitas makhluk hidup dapat terjadi dikarnakan adanya faktor-faktor beritkut:
a.    Pembelahan Sel
Suatu makhluk hidup tersusun dari banyak sel. Sehingga pada waktu tertentu sel itu menjadi banyak. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan. Berikut ini merupakan macam-macam pembelahan pada sel, yaitu:
1)   Pembelahan Mitosis
Merupakan pembelahan sel yang menghasilkan 2 buah sel anak yang identik, yaitu sel-sel anak yang memiliki jumlah kromosom sebanyak yang dimiliki oleh sel induknya. Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh (maristem),seperti ujung akar atau puncuk tanaman.proses ini terjadi dalam empat tahap, yaitu: Profase, Metafase, Anafase, dan telofase.keempat fase ini disebut juga fase Mitosis.
2)   Pembelahan Meiosis
Merupakan pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anak dengan jumlah kromosom separuh dari yang dimiliki induknya.  Proses ini hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nutfah. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis).
b.   Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasiorganisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi
B.  Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati
1.    Bentuk dan ukuran
Makhluk hidup mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sedang benda mati tidak, sebagai contoh: batu ada yang sebesar butir pasir, tetapi ada pula sebesar gunung, sedang kucing misalnya bentuk dan ukurannya tertentu.
2.    Komposisi kimia
Makhluk hidup mempunyai komposisi kimia tertentu yaitu terdiri dari unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), belerang atau sulfur (S), pospor (P), dan sedikit mineral. Benda mati komposisi kimianya tidak tertentu.
3.    Organisasi
Setiap makhluk hidup terdiri dari sel-sel. Dan sel-sel ini membentuk jaringan, dan jaringan membentuk organ. Sistem organ membentuk proses hidup. Pada benda mati susunannya sedemikian rupa, merupakan hasil dari unsur pokoknya.
4.    Metabolisme
Pada makhluk hidup terdiri pengambilan dan penggunaan makanan, pernafasan (respirasi) sekresi dan ekskresi. Benda-benda mati tidak mengalami hal-hal tersebut.
5.    Iritabilitas
Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perubahan sekitarnya misalnya cahaya, gerakan, kelembaban dan suhu. Besarnya reaksi tidak seimbang dengan besarnya aksi, sebagai contoh: besi yang kena panas akan memuai sesuai dengan panas yang diterima.
6.    Reproduksi
Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk membuat makhluk itu menjadi banyak, sedangkan benda mati tidak.
7.    Tumbuh dan mempunyai daur hidup
Setiap makhluk hidup mempunyai proses pertumbuhan dan mempunyai daur hidup, artinya mempunyai proses kelahiran, tumbuh, dewasa dan mati. Benda mati membesar karena pengaruh luar seperti halnya ada kristal.
Hal-hal diatas merupakan perbedaan antara makhluk hidup dengan benda-benda mati, dan bukan kriteria untuk menetapkan apakah sesuatu itu makhluk hidup atau benda mati.
C.  Keanekaragaman Makhluk Hidup
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan atas keanekaraman gen, jenis dan ekosistem.
Berikut ini merupakan macam-macam keanekaragaman makhluk hidup:
1.    Keanekaragaman Tingkat Gen
Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen Semua makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
Contoh: Manusia, gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting)
2.    Keanekaragaman Jenis
Variasi warna pada ikan dan warna bunga menunjukkan adanya variasi dalam tingkatan jenis makhluk hidup.Variasi ini disebabkan karena  adanya rekombinasi (pencampuran) gen-gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi yang lebih beragam. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan lain-lain.
Contoh: Keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan harimau, singa, citah dan kucing.Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
3.    Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Suatu ekosistem terdiri dari komunitas hewan, tumbuhan danmikroorganisme beserta lingkungan abiotik dimana semuamakhluk hidup tersebut berada. Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya.  Kedua komponen ini saling berinteraksi satu dengan lainnya dengan berbagai cara yang berperan dalam siklus materi dan energi. Keanekaragaman ekosistem dapat dilihat dari variasi ekosistem berdasarkan batas geografi.
Contoh: Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami selesaikan maka dapat kami simpulkan bahwa asal-usul makhluk hidup memang membutuhkan waktu dan proses yang tidak singkat apa lagi untuk mengenal ke tahap modern makhluk hidup telah mengalami beberapa perubahan dari masa ke masa. Perkembangan ini dibuktikan dengan beberapa jenis makhluk hidup yang telah mengalami evolusi dari masa purba ke masa modern. Meskipun begitu agama telah menjelaskan didalam ajarannya dengan cukup jelas asal mula manusia ada dibumi ini, akan tetapi pada era modern ini manusia juga melakukan beberapa eksperimen untuk mendapat jawaban tentang asal usul manusia secara real dan logis.
       Semoga dengan adanya makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat dijadikan suatu bacaan yang menarik dan juga dapat memberikan sedikit pengetahuan tentang asal mula terjadinya makhluk hidup ada dan asal mula alam semesta ini terbentuk dengan beberapa keterangan yang telah disampaikan.
B.  Kritik dan Saran
Kami juga mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca apabila ada kata-kata dan kalimat yang  kurang atau bahkan salah penyampaiannya sehingga kedepannya kritikan yang disampaikan dapat menjadi motivasi kami dalam menyesaikan pembuatan makalah yang lebih baik. Saran penulis kepada pembaca yaitu supaya makalah dapat memberikan sedikit pengetahuan bagi pembaca yang belum mengetahui tentang asal  mula makhluk hidup serta asal mula terbentuknya bumi sehingga sampai seperti saat ini. Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dapat meningkatkan rasa iman kita kepada Allah SWT yang telah menciptakan makhluk hidup dengan keadaan yang sempurna.
     Selain itu kami juga minta maaf jika ada kata-kata kami yang kurang pas dan tidak sesuai dengan apa yang telah ada, itu karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.


DAFTAR PUSTAKA
  
Aly, Abdullah. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
http://blog.uin-malang.ac.id/amindheche/2011/02/15/ilmu-alamiah-dasar/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar