BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi kebanyakan
orang, pertanyaan "apakah manusia berasal dari kera atau tidak"
muncul dalam benak mereka ketika teori Darwin disebutkan. Tapi sebelum membahas
masalah ini, sebenarnya masih terdapat beragam pertanyaan yang harus dijawab
oleh teori evolusi. Pertanyaan pertama adalah bagaimana makhluk hidup pertama
muncul di bumi.
Evolusionis
menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa makhluk hidup pertama adalah
sel tunggal yang terbentuk dengan sendirinya dari benda mati secara kebetulan.
Menurut teori ini, pada saat bumi masih terdiri atas bebatuan, tanah, gas dan
unsur lainnya, suatu organisme hidup terbentuk secara kebetulan akibat pengaruh
angin, hujan dan halilintar. Tetapi, pernyataan evolusi ini bertentangan dengan
salah satu prinsip paling mendasar biologi: kehidupan hanya berasal dari
kehidupan sebelumnya, yang berarti benda mati tidak dapat memunculkan
kehidupan.
Kepercayaan bahwa
benda mati dapat memunculkan kehidupan sebenarnya sudah ada dalam bentuk kepercayaan
takhayul sejak abad pertengahan. Menurut teori ini, yang disebut "spontaneous
generation", tikus diyakini dapat
muncul secara alami dari gandum, atau larva lalat muncul "tiba-tiba dengan
sendirinya secara kebetulan" dari daging. Saat Darwin mengemukakan
teorinya, keyakinan bahwa mikroba dengan kemauan sendiri membentuk dirinya
sendiri dari benda mati juga sangatlah umum.
Penemuan
biologiwan Prancis, Louis Pasteur, mengakhiri kepercayaan ini. Sebagaimana
perkataannya: "Pernyataan bahwa benda mati dapat memunculkan kehidupan
telah terkubur dalam sejarah untuk selamanya". Setelah Pasteur, para
evolusionis masih berkeyakinan bahwa sel hidup pertama terbentuk secara
kebetulan. Namun, semua percobaan dan penelitian yang dilakukan sepanjang abad
ke-20 telah berakhir dengan kegagalan. Pembentukan "secara kebetulan"
sebuah sel hidup tidaklah mungkin terjadi, bahkan untuk membuatnya melalui
proses yang disengaja di laboratorium tercanggih di dunia pun ternyata tidak
mungkin.
Oleh karenanya,
pertanyaan tentang bagaimana makhluk hidup pertama muncul telah menempatkan
teori evolusi dalam kesulitan sejak awal. Salah satu tokoh utama pendukung
teori evolusi tingkat molekuler, Prof. Jeffrey Bada, membuat pengakuan berikut
ini: SPONTANEOUS GENERATION: TAKHAYUL ABAD PERTENGAHAN
Di antara
kepercayaan takhayul yang diyakini masyarakat abad pertengahan adalah benda
mati dapat memunculkan kehidupan dengan sendirinya secara tiba-tiba. Saat itu
diyakini, misalnya: katak dan ikan terbentuk dengan sendirinya dari lumpur di
dasar sungai. Di kemudian hari terungkap, hipotesis yang dikenal sebagai
"spontaneous generation (kemunculan tiba-tiba)" ini adalah kebohongan
belaka. Akan tetapi, di kemudian hari dengan skenario yang sedikit berbeda,
kepercayaan ini dihidupkan kembali dengan nama "teori evolusi".
Saat ini, ketika
kita meninggalkan abad keduapuluh, kita masih dihadapkan pada masalah terbesar
yang belum terpecahkan pada saat kita memasuki abad keduapuluh.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah asal usul kehidupan di bumi ?
2.
Apa perbedaan makhluk hidup dengan
benda mati?
3.
Bagaimana keanekaragaman makhluk?
C. Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui asal usul kehidupan.
2.
Untuk mengetahui perbedaan makhluk
hidup dengan benda mati.
3.
Untuk mengetahui keanekaragaman
makhluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Usul Kehidupan
Kehidupan adalah fenomena
atau perwujudan adanya hidup, yaitu
keadaan yang membedakan organisme (makhluk hidup) dengan benda mati. Berbagai jenis
organisme dapat ditemukan di dalam biosfer bumi. Ciri umum organisme-organisme tersebut, tumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteri ialah bentukan sel berbahan dasar karbon dan air dengan
pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan.
Organisme-organisme tersebut melakukan metabolisme, mampu tumbuh dan
berkembang, tanggap terhadap rangsangan, berkembang biak, dan beradaptasi
terhadap lingkungannya melalui seleksi alam.
Suatu entitas dengan ciri-ciri di atas disebut sebagai organisme hidup, yaitu makhluk hidup. Namun demikian, tidak semua
definisi kehidupan menganggap semua ciri tersebut penting. Contohnya, kemampuan
untuk memiliki keturunan dengan modifikasi sering dianggap sebagai satu-satunya
ciri utama kehidupan. Definisi ini mencakup virus, yang umumnya
tidak tercakup dalam definisi yang lebih sempit karena virus tidak memiliki sel
dan tidak melakukan metabolisme.
Ciri-ciri kehidupan mencakup keteraturan, reproduksi, pertumbuhan dan
perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkungan, homeostasis, dan
adaptasi evolusioner.
Banyak yang berpendapat mengenai dari mana asal mula kehidupan itu. Mereka
berpendapat berdasarkan pemikiran mereka dan didukung dengan teori-teori yang
telah mereka buat. Teori-teori tersebut saling menjatuhkan dan mereka terus
berusaha mencari kebenaran yang didasari rasa keingintahuan mereka akan awal
muala kehidupan dibumi ini. Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih
merupakan misteri yang belum bisa diungkap para ilmuan.
Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis dan biogenesis. Adapun teori-teori tersebut antara lain:
1. Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322
sebelum masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni
bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu
terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham
abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea.
Pada pertengahan abad ke-17 paham ini seolah-olah diperkuat oleh antonie
van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana
yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil
pada setetes rendaman air jerami.
2. Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa
ahli kemudian mengemukakan paham biogenesis. Beberapa ahli yang mengemukakan
paham biogenesis antara lain :
a. Frances Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan
toples dan daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2
diisi daging dan ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga
toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil
kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang
membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan
bertelur pada keratin daging.
b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis),
menurutnya kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang
tidak sempurna. Kesimpulan percobaan spallanzani adalah: pada tabung terbuka
terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat
kehidupan, hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani.
Pasteur mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa,
bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama
dengan debu.
Di samping dua teori di atas, masih ada beberapa teori tentang asal usul
kehidupan, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan hukum fisika,
kimia, dan biologi.
Menurut suatu teori, organisme sekarang yang beraneka ragam macamnya adalah
hasil dari proses evolusi kehidupan. Yang menjadi persoalan kemudian adalah
bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut sekarang
berkembang menjadi organisme bersel banyak. Salah satu dari dugaan ini adalah
demikian; Biosfer : Suatu dunia kehidupan di bumi kita ini komponennya menjadi
suatu sub sistem. Maka sebagai suatu sub sistem organisme itu dibentuk oleh
materi dan energi yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer
berlaku Hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami
perlakuan hukum tersebut.
1.
Hukum Termodinamika I
Di dalam biosfer
tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya
bentuknya.
2.
Hukum Termodinamika II
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri
sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang
paling tidak teratur.
Perkembangan dan variabilitas makhluk hidup dapat terjadi dikarnakan adanya
faktor-faktor beritkut:
a.
Pembelahan Sel
Suatu makhluk hidup tersusun dari banyak sel. Sehingga pada waktu tertentu
sel itu menjadi banyak. Sel-sel tersebut mengalami pembelahan. Berikut ini
merupakan macam-macam pembelahan pada sel, yaitu:
1) Pembelahan Mitosis
Merupakan pembelahan sel yang menghasilkan 2 buah sel anak yang identik,
yaitu sel-sel anak yang memiliki jumlah kromosom sebanyak yang dimiliki oleh
sel induknya. Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada
jaringan titik tumbuh (maristem),seperti ujung akar atau puncuk tanaman.proses
ini terjadi dalam empat tahap, yaitu: Profase, Metafase, Anafase, dan
telofase.keempat fase ini disebut juga fase Mitosis.
2) Pembelahan Meiosis
Merupakan pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anak dengan jumlah
kromosom separuh dari yang dimiliki induknya. Proses ini hanya terjadi
pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nutfah. Disamping itu, pada
meiosis terjadi dua kali pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan
pembelahan II (meiosis).
b.
Evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasiorganisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang
diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam
suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang
baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun
transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen
yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi
antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini
menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi
B. Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati
1.
Bentuk
dan ukuran
Makhluk hidup mempunyai bentuk dan
ukuran tertentu sedang benda mati tidak, sebagai contoh: batu ada yang sebesar
butir pasir, tetapi ada pula sebesar gunung, sedang kucing misalnya bentuk dan
ukurannya tertentu.
2.
Komposisi
kimia
Makhluk hidup mempunyai komposisi
kimia tertentu yaitu terdiri dari unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen
(O), nitrogen (N), belerang atau sulfur (S), pospor (P), dan sedikit mineral.
Benda mati komposisi kimianya tidak tertentu.
3. Organisasi
Setiap makhluk hidup terdiri dari
sel-sel. Dan sel-sel ini membentuk jaringan, dan jaringan membentuk organ.
Sistem organ membentuk proses hidup. Pada benda mati susunannya sedemikian
rupa, merupakan hasil dari unsur pokoknya.
4.
Metabolisme
Pada makhluk hidup terdiri
pengambilan dan penggunaan makanan, pernafasan (respirasi) sekresi dan
ekskresi. Benda-benda mati tidak mengalami hal-hal tersebut.
5.
Iritabilitas
Makhluk hidup dapat memberikan
reaksi terhadap perubahan sekitarnya misalnya cahaya, gerakan, kelembaban dan
suhu. Besarnya reaksi tidak seimbang dengan besarnya aksi, sebagai contoh: besi
yang kena panas akan memuai sesuai dengan panas yang diterima.
6.
Reproduksi
Pada makhluk hidup terdapat
kemampuan untuk membuat makhluk itu menjadi banyak, sedangkan benda mati tidak.
7. Tumbuh dan mempunyai daur hidup
Setiap makhluk hidup mempunyai
proses pertumbuhan dan mempunyai daur hidup, artinya mempunyai proses
kelahiran, tumbuh, dewasa dan mati. Benda mati membesar karena pengaruh luar
seperti halnya ada kristal.
Hal-hal diatas merupakan perbedaan
antara makhluk hidup dengan benda-benda mati, dan bukan kriteria untuk
menetapkan apakah sesuatu itu makhluk hidup atau benda mati.
C. Keanekaragaman
Makhluk Hidup
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau
keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan
warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat
lainnya.Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah
variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem di
suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita ini
merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan
bermacam-macam makhluk hidup. Keanekaragaman hayati dapat dikelompokkan atas
keanekaraman gen, jenis dan ekosistem.
Berikut ini
merupakan macam-macam keanekaragaman makhluk hidup:
1.
Keanekaragaman Tingkat Gen
Makhluk hidup tersusun atas unit satuan terkecil yang kita kenal sebagi
sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen Semua
makhluk hidup dalam satu spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen
yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat
suatu organisme yang bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada
keturunannya.Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya
sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.
Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu
dalam satu spesies.
Contoh: Manusia, gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain
ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang,
kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus,
keriting)
2.
Keanekaragaman Jenis
Variasi warna pada ikan dan warna bunga menunjukkan adanya variasi dalam
tingkatan jenis makhluk hidup.Variasi ini disebabkan karena adanya
rekombinasi (pencampuran) gen-gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan
variasi yang lebih beragam. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat
jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain ciri-ciri
fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan
lain-lain.
Contoh: Keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat
mengamati hewan harimau, singa, citah dan kucing.Walaupun hewan-hewan tersebut
termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat
perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe
lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
3.
Keanekaragaman Tingkat Ekosistem
Suatu ekosistem terdiri dari komunitas hewan, tumbuhan danmikroorganisme
beserta lingkungan abiotik dimana semuamakhluk hidup tersebut berada. Di dalam
ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan
lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Kedua komponen ini saling
berinteraksi satu dengan lainnya dengan berbagai cara yang berperan dalam
siklus materi dan energi. Keanekaragaman ekosistem dapat dilihat dari variasi
ekosistem berdasarkan batas geografi.
Contoh: Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis
memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka
ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah
akan membentuk ekosistem yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami
selesaikan maka dapat kami simpulkan bahwa asal-usul makhluk hidup memang
membutuhkan waktu dan proses yang tidak singkat apa lagi untuk mengenal ke
tahap modern makhluk hidup telah mengalami beberapa perubahan dari masa ke
masa. Perkembangan ini dibuktikan dengan beberapa jenis makhluk hidup yang
telah mengalami evolusi dari masa purba ke masa modern. Meskipun begitu agama
telah menjelaskan didalam ajarannya dengan cukup jelas asal mula manusia ada
dibumi ini, akan tetapi pada era modern ini manusia juga melakukan beberapa
eksperimen untuk mendapat jawaban tentang asal usul manusia secara real dan
logis.
Semoga
dengan adanya makalah ini kami berharap agar makalah ini dapat dijadikan suatu
bacaan yang menarik dan juga dapat memberikan sedikit pengetahuan tentang asal
mula terjadinya makhluk hidup ada dan asal mula alam semesta ini terbentuk
dengan beberapa keterangan yang telah disampaikan.
B. Kritik dan Saran
Kami juga mengharapkan saran dan
kritikan dari pembaca apabila ada kata-kata dan kalimat yang kurang atau
bahkan salah penyampaiannya sehingga kedepannya kritikan yang disampaikan dapat
menjadi motivasi kami dalam menyesaikan pembuatan makalah yang lebih baik.
Saran penulis kepada pembaca yaitu supaya makalah dapat memberikan sedikit
pengetahuan bagi pembaca yang belum mengetahui tentang asal mula makhluk
hidup serta asal mula terbentuknya bumi sehingga sampai seperti saat ini.
Semoga setelah membaca makalah ini pembaca dapat meningkatkan rasa iman kita
kepada Allah SWT yang telah menciptakan makhluk hidup dengan keadaan yang
sempurna.
Selain itu kami
juga minta maaf jika ada kata-kata kami yang kurang pas dan tidak sesuai dengan
apa yang telah ada, itu karena kami masih dalam proses pembelajaran. Dan yang
kami harapkan dengan adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola
pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Aly, Abdullah. 2010. Ilmu Alamiah
Dasar. Jakarta: Bumi Aksara
http://blog.uin-malang.ac.id/amindheche/2011/02/15/ilmu-alamiah-dasar/
http://blog.uin-malang.ac.id/amindheche/2011/02/15/ilmu-alamiah-dasar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar